MADIUN– Isu kelangkaan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di Kota Madiun ternyata benar adanya.

Kondisi itu terungkap saat dinas perdagangan dan Tim Cabang Perum Bulog setempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Besar Madiun (PBM), Pasar Sleko dan Pasar Kojo, Rabu (7/2/2024).


Mereka mendapati adanya praktik culas yang dilakukan konsumen dalam membeli beras SPHP. ‘’Kami mendapati laporan bahwa ada pedagang yang terindikasi menyimpan stok beras SPHP. Padahal seharusnya ada di pasaran,’’ kata Wakil Pimpinan Cabang Perum Bulog Madiun Hendra Kurniawan.

Menurutnya, sejumlah pedagang itu dengan sengaja tidak men-display beras SPHP. Mereka beralasan barang tersebut berpotensi dibeli oleh satu konsumen dengan modus borongan dari toko satu ke toko lain seandainya ada stok beras SPHP yang dipajang.

‘’Pedagang khawatir ada pembeli yang nakal. Karena terindikasi adanya oknum pembeli yang membeli beras SPHP di toko A, kemudian membeli lagi di toko B dan C,’’ ungkapnya.

Di samping itu, pihaknya juga mendapati praktik culas konsumen yang membeli beras SPHP murah dan menjualnya kembali untuk meraup keuntungan lebih.

Sementara, keberadaan beras SPHP tersebut merupakan bagian dari upaya pemerataan bagi masyarakat dalam mendapatkan beras berkualitas dengan harga murah. ‘’Pinginnya pedagang itu (pemerataan, Red). Seharusnya, beras program SPHP agar dikonsumsi langsung oleh konsumen, bukan dijual kembali,’’ beber Hendra.

QS:AL-BAQARAH AYAT 254

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”

Survey Kepuasan Masyarakat